Penalaran
Penalaran adalah
proses pemikiran untuk memperoleh kesimpulan yang logis berdasarkan fakta yang
relevan. Dengan kata lain, penalaran adalah proses penafsiran fakta sebagai
dasar untuk menarik kesimpulan.
·
Penalaran Deduktif : Bergerak
dari penalaran umum menuju ke konklusi khusus. Umumnya dimulai dari suatu
silogisme, atau pernyataan premis dan infrensi yang biasanya terdiri dari 3
bagian, yaitu premis mayor, premis minor, dan konklusi.
Contoh :
Premis
mayor : Jika
hujan turun saya tidak akan lari pagi
Premis
minor : Pagi ini hujan turun
Konklusi : Oleh
karena itu pagi ini saya tidak akan lari pagi
·
Penalaran Induktif : Merupakan
kebalikan dari penalaran deduktif, dimulai dari masalah khusus menuju ke
masalah umum. Penalaran ini menggunakan sejumlah fakta atau premis yang mantap
untuk menarik kesimpulan.
Contoh :
Premis : Transistor rusak menyebabkan elektronik rusak
Premis : IC rusak menyebabkan peralatan elektronik tidak
berfungsi
Konklusi : Maka,
peralatan semikonduktor rusak merupakan penyebab utama rusaknya peralatan
elektronik
Proposisi
Proposisi adalah
pernyataan tentang hubungan antara dua atau beberapa hal yang dapat dinilai
benar atau salah. Dari kualitasnya hubungan antar dua atau beberapa hal dapat
merupakan pembenaran atau pengakuan (positif) dan dapat juga merupakan
pengingkaran atau sanggahan (negatif).
Contoh :
Aristoteles
adalah ahli logika
Semua manusia
adalah hewan yang berakal budi
Inferensi
Inferensi
merupakan proses untuk menghasilkan informasi dari fakta yang diketahui atau
diasumsikan. Inferensi adalah konklusi logis (logical conclusion) atau
implikasi berdasarkan informasi yang tersedia.
Contoh :
Jika penderita
terkena penyakit epilepsi idiopatik dengan CF antara 0,4 s/d 0,6
Maka berikan
obat carbamazepine
Implikasi
Implikasi adalah
sesuatu yang telah tersimpul di dalamnya. Merupakan akibat langsung atau
konsekuensi atas temuan hasil suatu penelitian.
Contoh :
Sore tidak hujan
Elzan mengajak
Larisa menonton
Jika sore nanti
tidak hujan, makan Elzan akan mengajak Larisa menonton
Evidensi
Evidensi adalah
semua fakta yang ada, yang dihubung-hubungkan untuk membuktikan adanya sesuatu.
Evidensi merupakan hasil pengukuran dan pengamatan fisik yang digunakan untuk
memahami suatu fenomena. Evidensi sering juga disebut bukti empiris. Akan
tetapi pengertian evidensi ini sulit untuk ditentukan secara pasti, meskipun
petunjuk kepadanya tidak dapat dihindarkan. Dalam wujud yang paling rendah.
Evidensi itu berbentuk data atau informasi. Yang di maksud dengan data atau
informasi adalah bahan keterangan yang di peroleh dari suatu sumber tertentu.
Cara Menguji Data
·
Observasi
Fakta-fakta
yang diajukan sebagai evidansi mungkin belum memuaskan seorang penulis. Untuk
lebih meyakinkan dirinya dan juga pembaca, maka harus dilakukan peninjauan atau
observasi.
·
Kesaksian
Untuk
memperkuat evidansinya, penulis dapat menggunakan kesaksian-kesaksian orang
lain yang telah mengalami sendiri peristiwa tersebut.
·
Autoritas
Fakta
dalam usaha menyusun evidansi adalah meminta pendapat dari susatu
autoritas, yakni pendapat dari seorang ahli atau mereka yang telah menyelidiki
fakta-fakta itu dengan cermat
Cara Menguji Fakta
·
Konsistensi
Konsistensi dalam
ilmu
logika adalah
teori konsistensi merupakan sebuah sematik dengan sematik yang lainnya tidak
mengandung kontradiksi. Tidak adanya kontradiksi dapat diartikan baik dalam hal
semantik atau berhubung dengan sintaksis. Definisi semantik yang menyatakan
bahwa sebuah teori yang konsisten jika ia memiliki model; ini digunakan dalam
arti logika tradisional
Aristoteles walaupun dalam logika
matematika kontemporer terdapat istilah satisfiable yang digunakan. Berhubungan
dengan pengertian sintaksis yang menyatakan bahwa sebuah teori yang konsisten
jika tidak terdapat rumus P seperti yang kedua P dan penyangkalan adalah
pembuktian dari aksioma dari teori yang terkait di bawah sistem deduktif.
·
Koherensi
Koherensi
atau kepaduan yang baik dan kompak adalah hubungan timbal balik yang baik dan
jelas antara unsur-unsur (kata atau kelompok kata) yang membentuk kalimat itu.
Bagaimana hubungan antara subjek dan predikat, hubungan antara predikat dan
objek, serta keterangan-keterangan lain yang menjelaskan tiap-tiap unsur pokok
tadi.
Kesalahan
yang seringkali merusakkan koherensi adalah menempatkan kata depan, kata
penghubung yang tidak sesuai atau tidak pada tempatnya, penempatan keterangan
aspek tidak sesuai dan sebagainya. Bila gagasan yang tidak berhubungan satu
sama lain disatukan, maka selain merusak kesatuan pikiran, juga akan merusak
koherensi kalimat yang bersangkutan. Dalam kesatuan pikiran lebih ditekankan
adanya isi pikiran, sedangkan dalam koherensi lebih ditekankan segi stuktur,
atau interrelasi antara kata-kata yang menduduki sebuah ltugas dalam kalimat.
Cara Menilai Autoritas
·
Tidak Mengandung Prasangka
Yang
tidak mengandung prasangka artinya pendapat itu disusun berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan oleh para ahli itu sendiri, atau didasarkan pada
hasil-hasil eksperimental yang dilakukannya.
·
Pengalaman dan Pendidikan Autoritas
Pengalaman
dan pendidikan yang diperolehnya harus dikembangkan lebih lanjut dalam
kegiatan-kegiatan sebagai seorang ahli yang diperoleh melalui pendidikannya.
·
Kemashuran dan Prestise
Apakah
pendapat yang diberikan autoritas sejalan dengan perkembangan dan kemajuan
zaman atau koheren dengan pendapat sikap terakhir dalam bidang itu. Untuk
memperlihatkkan bahwa penulis benar-benar siap dengan persoalan yang tengah
diargumentasikan, jangan berdasarkan pada satu autoritas saja, maka hal itu
memperlihatkan bahwa penulis kurang menyiapkan diri.
Sumber
·
http://mericsa.blogspot.com/2013/06/tugas-bahasa-indonesia-2-penalaran.html